Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, semua lini termasuk sektor pelayanan publik harus mampu memenuhi tuntutan tersebut. Pelaksanaan aktivitas yang sebelumnya dilakukan secara manual, kini perlahan mulai dialihkan ke teknologi digital. Optimasi peran digital memang sudah gencar diterapkan bahkan sejak transisi revolusi.
Industri 4.0. Di negara-negara maju digitalisasi sudah masuk ke tahap ekspansi, sedangkan beberapa negara berkembang masih dalam proses merintis. Percepatan penerapan peran digital semakin mendapatkan momen terbaiknya memasuki rentang waktu pandemi tahun 2019 – 2022. Kondisi dimana semua sektor usaha terutama non esensial-kritikal sebisa mungkin mengurangi kontak langsung antara server & kostumer. Dengan demikian munculah ruang-ruang kosong yang bisa diisi oleh teknologi digital. Hal ini menjadi daya Tarik bagi penulis untuk mengangkat tema optimasi peran digital terutama di bidang sarana prasarana angkutan jalan mengenai Teknologi Weight In Motion (WIM), Sistem Online Ramah Baca.
PENERAPAN TEKNOLOGI WEIGHT IN MOTION (WIM)
Weight In Motion (WIM) adalah Perangkat penimbang-gerak yang dirancang untuk menangkap dan merekam bobot gandar dan bobot kotor kendaraan saat kendaraan melaju di lokasi pengukuran. Fasilitas ini di gadang-gadang menjadi solusi dari masalah penindakan Angkutan Over Dimensi Over Load (ODOL). Cara kerjanya yaitu WIM dipasang di jarak tertentu, sensor mendeteksi dimensi Panjang, lebar, tinggi, konfigurasi sumbu, & berat keseluruhan kendaraan yang melewatinya. Data yang diperoleh dikirimkan ke perangkat yang tertaut, sehingga petugas UPPKB sudah mengetahui apabila ada truk yang berkategori ODOL. Dengan demikian penindakan bisa langsung dilakukan, penumpukan antrian (macet), potensi pungli, & kompromi petugas dapat dihindari.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau uji coba Weigh-In-Motion (WIM) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 9
Di Wilayah Kalimantan Selatan, Jembatan Timbang yang beropasional hanya mengandalkan yang terdapat di UPPKB Kintap saja. Adapun perencanaan pembangunan UPPKB Tabalong masih dalam tahap pematangan lahan. Mengacu pada pernyataan Kasi LLAJ BPTD Wilayah XV Kalimantan Selatan Bapak Ade Supriadi menerangkan bahwa pembangunan fisik jembatan timbang, penindakan, & Kantor UPPKB Tabalong baru akan terealisasi di tahun 2023. Artinya kalaupun Teknologi Weight In Motion (WIM) ini masuk ke dalam pengadaan fasilitas di Jembatan Timbang Tabalong, itu baru bisa dilaksanakan efektif paling cepat akhir tahun 2023. Tidak berlebihan kiranya apabila WIM diterapkan terlebih dulu di Jembatan Timbang Kintap. Ada space waktu yang cukup untuk melaksanakan pemasangan, sosialisasi, & ujicoba WIM sembari menunggu paket proyek pembangunan di Tabalong rampung.
Reading-spot di stasiun jurang mangu (kiri) Kumpulan E-book/modul digital milik binalatvokasKemenaker RI (kanan)
Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 pada alenia ke-4 adalah mencerdaskan kehidupan Bangsa. Konsikuensi dari itu tentunya pembiasaan membaca di ruang publik bisa jadi langkah yang baik dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut. Penggunaan literatur berbasis kertas seperti buku & koran sudah mulai ditinggalkan. Hal ini sedikit banyaknya dipengaruhi karena kemunculan gadget yang semakin hari semakin canggih. Fitur E-Book di Smartphone dinilai lebih portable & mobile-friendly. Kelebihan inilah yang menjadi daya tarik milenialis dan beberapa insan penggemar literasi.
Di beberapa fasilitas publik sudah terdapat reading-spot dengan aneka genre buku yang disediakan. Sebagai contoh di stasiun commuterline Jurang Mangu, reading-spot ditandai dengan lemari buku berisikan berbagai macam literatur, disertai pula wadah untuk penyumbangan buku layak baca dari pengunjung. Tempat yang strategis menjadi pertimbangan untuk menentukan spot baca. Disela-sela menunggu jadwal kedatangan, pengunjung bisa mengisi waktu luang dengan melakukan pembiasaan literasi.
Kendati demikian, memang ada beberapa hal yang menjadi catatan, diantaranya sebagai berikut :
- Buku hanya bisa dibaca di sekitar spot saja, tidak untuk dibawa ke luar atau sekadar berpindah stasiun
- Koleksi buku yang terbatas, disebabkan budget pengadaan yang minim & jarang sekali pengunjung yang menyumbangkan buku
- Tidak ada petugas yang bertanggungjawab, sehingga potensi buku rusak/hilang cukup besar
Oleh sebab itu, perlu adanya inovasi digital untuk mengatasi masalah tersebut. Sistem Online Ramah Baca berisikan kumpulan literatur yang terintegrasi dengan perpustakaan digital milik instansi. Pengunjung hanya diminta scan barcode untuk mengakses situs yang berisikan berbagai macam literatur. Fitur-fiturnya dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya penambahan ruang opini, Folder khusus sumbangan pengunjung, bacaan singkat via Bot Chat, dsb.
Terminal Tipe A Gambut Barakat yang merupakan satuan pelaksana dari BPTD XV Kalimantan Selatan bisa dijadikan tempat pelayanan publik yang menerapkan Sistem Online Ramah Baca. Pengunjung yang datang bisa mengisi waktu luang dengan membaca literatur yang tersedia di situs sembari menunggu bus tiba. Karena berbasis digital, pembaca bisa meneruskan kegiatan membacanya diperangkat masing-masing tanpa dibatasi jarak, atau khawatir buku rusak, dsb. Salah satu kementerian yang memiliki perpustakaan E-book adalah Kementerian Ketenagakerjaan melalui sisnakernya yang berisikan banyak literatur dari berbagai bidang kompetensi.
Penulis: Zezen Zaenudin, Petugas Penimbangan Kendaraan Bermotor BPTD XV Kalimantan Selatan
https://drive.google.com/drive/folders/1my0H04KxPNHHEDRvjJZ68lZWEGJQERNr?usp=drive_link
1