Bantul (10/10) – Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas III D.I.Yogyakarta menggelar kegiatan Sosialisasi Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SALUD) untuk para guru dan murid Taman Kanak-kanak Se-DIY di Pendopo Manggala Parasamya II, Bantul, Kamis, 10/10/2024.
Kepala BPTD Kelas III DIY Dody Arifianto, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Penyusun Bahan Perencanaan Pembangunan, Karsi, menyampaikan bahwa Sosialisasi SALUD merupakan rangkaian dari kegiatan Pekan Keselamatan Jalan. Pada tahun 2024 ini, Pekan Keselamatan Jalan mengusung tema “Lintas Batas” (Langkah Pintar dan Cerdas Berkendara untuk Keselamatan) dengan hashtag #Rethinkmobility menjadi momen untuk terus selalu mengutamakan keselamatan dalam berlalu lintas.
“Upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berlalu lintas di jalan patut menjadi perhatian serius kita bersama, karena angka kecelakaan dan tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas masih tinggi,” kata Karsi. Menurutnya angka kecelakaan yang terus meningkat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya faktor manusia yakni pengguna jalan tidak tertib dalam berlalu lintas.
Karsi mengatakan, “Sosialisasi SALUD untuk pengajar Taman Kanak-kanak dilaksanakan hari ini (10/10/2024). Kemudian esok hari (11/10/2024) akan dilaksanakan Lomba Mewarnai Gambar Bertema Keselamatan Jalan serta pengenalan SALUD untuk anak Taman Kanak-kanak usia 5-6 tahun.” Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, diikuti oleh setidaknya 55 orang guru Taman Kanak-kanak se-DIY, sejumlah perwakilan dari Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota se-DIY, dan 60 murid Taman Kanak-kanak se-DIY, dengan total peserta dan panitia seluruhnya berjumlah kurang lebih 200 orang.
Dalam kegiatan tersebut hadir sebagai narasumber, Nawang Wulan, Ketua Tim Promosi, dari Subdit Promosi dan Kemitraan Keselamatan, Direktorat Sarana Transportasi Jalan, Ditjen Perhubungan Darat, dengan materi berjudul Membangun Budaya Keselamatan Melalui Kegiatan Sosialisasi Keselamatan dan SALUD. Narasumber yang lain yaitu Supardi, S.Pd.,M.M. dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bantul dengan materi berjudul Integrasi Kurikulum Satuan Pendidikan sebagai Strategi Pelaksanaan Program Sadar Lalu Lintas Anak Usia Dini.
Lebih lanjut Karsi menjelaskan bahwa kegiatan SALUD bertujuan untuk memberikan dasar berlalu lintas yang berkeselamatan sejak usia dini; menanamkan perilaku berkeselamatan pada anak usia dini dalam berlalu lintas; dan membangun karakter budaya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan sejak usia dini. SALUD memiliki slogan “Satu Guru Satu Sekolah, Satu Anak Satu Keluarga” yang berarti guru atau pengajar menjadi Agen Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan di sekolah, dan anak menjadi Agen Keselamatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan di lingkungan keluarga.
Pihaknya berharap agar kegiatan Sosialisasi SALUD ini dapat memberikan dampak positif secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat tentang pentingnya arti keselamatan dan bagaimana cara berlalu lintas yang baik sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan dan tingkat fatalitas akibat dari kecelakaan lalu lintas.
Dirlantas Polda DIY, Kombes. Pol. Alfian Nurrizal mengungkap kejadian laka lantas pada umumnya diawali dengan adanya pelanggaran lalu lintas. Dia tak menepis bahwa angka kecelakaan DIY secara nasional berada di peringkat ke-tujuh, yang artinya masih sangat tinggi dan butuh peran dari banyak pihak untuk mengedukasi masyarakat termasuk anak-anak agar sadar berlalu lintas sejak dini.
Menurutnya, kegiatan SALUD ini menjadi upaya yang baik dalam mewujudkan kedisiplinan pengendara lalu lintas untuk taat dan patuh terhadap ketentuan berlalu lintas. Ini adalah faktor penting yang perlu diperhatikan untuk dapat mengurangi potensi terjadinya laka lantas
"Endingnya dengan program ini akan menciptakan kebiasaan berlalulintas yang baik terhadap anak, dan mampu mengurangi kecelakaan," kata Alfian.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Singgih Riyadi mengatakan program ini sejalan dengan program Sadar Lalu Lintas Usia Dini Untuk Keselamatan (Salud Tenan) sebagai strategi membangun budaya tertib berlalu lintas untuk anak usia dini di kabupaten itu.
Dia menyakini edukasi serta pemahaman kepada para pelajar ini menjadi investasi jangka panjang untuk mewujudkan masyarakat yang tertib berlalulintas.
"Ini investasi jangka panjang, tidak akan kita lihat hasilnya dalam 1 bulan, 2 bulan atau 1 tahun itu tidak, tetapi ini adalah suatu investasi jangka panjang untuk membekali anak anak kita dalam memiliki budaya displin berlalu lintas," pungkasnya.(*)